Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

STOPPP..!!! Jangan Menggunakan Kata ”SUNNAH RASUL” Dimalam Jum’at, Baca Nih Akibatnya…..

STOPPP..!!! Jangan Menggunakan Kata ”SUNNAH RASUL” Dimalam Jum’at, Baca Nih Akibatnya…..

Belakangan ini istilah sunnah rasul menjadi ungkapan yang ramai, waktu ramainya pun terbatas yakni hanya di hari kamis saja, tepatnya malam jum’at. Banyak status di media sosial yang isinya berkisar ungkapan  “Sunnah Rasul”.

Bukan hanya di media sosial, dalam sosialisasi di kehidupan nyata pun kerapkali kita mendengar istilah tersebut. Istilah ini tidak berarti bahwa seseorang sedang menjalankan semua tuntunan rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sangat menjurus, yakni hubungan suami istri. Sehingga saat ada yang mengungkapkan, “Mau sunnah rasul dulu, gan!” maka itu bukan berarti ia sedang bersemangat menjalankan perintah nabi, tetapi berhubungan dengan suami/istri.

Ungkpan Sunnah rasul mungkin dimaksudkan untuk menjadi istilah karena menyebutkan hubungan badan antara suami dan istri masih dianggap tabu atau vulgar, sekalipun adanya memamng demikian. Namun, apakah anda detuju dengan penggunaan istilah tersebut? yang seakan-akan sunnah rasul hanyalah urusan badaniah antara suami dan istri belaka.
Ada baiknya kita telusuri penggunakaan ungkapan sunnah rasul. Pendapat menyatakan bahwa semuanya berawal dari hadits berikut:
Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.”
Hadits yang lain ada disebutkan sama dengan membunuh 1000, ada juga yang menyebut 7000 Yahudi.
Nah saudaraku, sebenarnya bagaimana derajat hadits tersebut di atas, apakah shahih, dhaif atau palsu?
Hadits di atas tidak akan ditemukan dalam kitab manapun, baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Hadits  tersebut tidak mempunyai sanad ke sahabat, apalagi ke Rasulullah SAW. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa hadits “Sunnah Rasul” di atas adalah sama sekali bukan hadits, itu hadits PALSU yang telah dikarang oleh orang iseng, orang tidak jelas, dan tentu saja tidak bertanggung-jawab dengan mengatasnamakan Rasulullah SAW. Masya’allah
Bahkan kita tidak akan menemukan satu-pun hadits Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tentang berhubungan suami istri pada malam-malam tertentu, termasuk malam Jum’at.
Saudaraku, jika hendak berhubungan badan dengan pasangan sah-mu, jangan mengkhususkan hari-hari tertentu, kemudian lebih baik itu diniatkan sebagai ibadah sehingga diawali dan diakhiri dengan do’a. Berhubungan badan dengan pasangan sah adalah merupakan ibadah seperti sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:
Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” [HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah].
Mari STOP menggunakan ungkapan “Sunnah Rasul” sebagai pengganti dari istilah berhubungan suami istri! Karena itu kesalahan besar yang berdampak sangat buruk, bahkan bisa menjadi dosa. Bahkan meskipun itu ucapan dalam bentuk “kode”, karena itu sama dengan menyuburkan kedustaan. Dikatakan berdusta karena mengatakan sebuah hadits padahal Rasulullah SAW tidak mengatakan apa-apa terhadap yang dikatakan itu.
Mari lihat cuplikan obrolan sepasang suami istri berikut ini:
Papa: “Mah, ntar malam kita berburu dan membunuhi Yahudi yuk!”
Mama: “Maaf, pah, Yahudi nya sudah habis” kode kalau si mama lagi datang bulan / pms

Pasutri (pasangan suami istri) terpaksa menggunakan bahasa sandi tersebut agar komunikasinya sulit dipahami anaknya di dalam rumah. Bercanda seperti ini hanya akan menumbuh-suburkan kedustaan hadits tersebut.

Lantas, apa sih sebenarnya Sunnah Rasul itu?

Definisi yang benar tentang Sunnah Rasul dalam Islam mengacu kepada sikap, perilaku / tindakan, ucapan dan cara Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani hidupnya. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits. Sedangkan Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
Keseharian dan perilaku Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan gambaran kesempurnaan utuh seorang manusia. Akhlak Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam merupakan kesempurnaan akhlak pada diri seseorang yang harus diikuti dan diteladani. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu.” [QS Al Ahzab: 21].
Bagi seorang Muslim, mengikuti sunnah atau tidak bukanlah suatu “kebebasan memilih”. Sebab mengamalkan ajaran Islam sesuai garis yang telah ditentukan oleh Rasulullah adalah KEWAJIBAN yang harus ditaati, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an:
“Dan apa yang Rasul berikan untukmu, maka terimalah ia, dan apa yang ia larang bagimu, maka juhilah.” [Q.S. Al-Hasyr: 7]
Sunnah merupakan kunci untuk memahami pesan-pesan Al-Qur’an dan sebagai perangkat pengurai yang menunjuki dari dalil-dalil yang tersedia di dalamnya. Al-Qur’an diturunkan hanya memuat prinsip-prinsip dasar dan hukum Islam secara global sebagai aturan hidup, sedang sunnah mengajarkan petunjuk pelaksanaannya; jadi sunnah sangat diperlukan jika seseorang hendak mengamalkan secara benar ajaran Islam guna menjadi seorang Muslim yang hakiki. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an:
“Siapa yang taat kepada Rasul, maka ia taat kepada Allah.” [Q.S. An-Nisaa’: 80]
Apakah ada Sunnah Rasul yang ada keterkaitannya dengan aktivitas pada hari Jumat (atau malam Jum’at)? Di hari Jum’at atau di malam Jum’at, kita disunnahkan untuk melakukan beberapa amalan sunnah berikut ini”
1. Memperbanyak membaca shalawat.

Rasulullah SAW bersabda:
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al Baihaqi)
2. Membaca Al-Qur’an khususnya surat Al Kahfi. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jum’at.” (HR. Al Hakim)
3. Selain itu, kita juga disunnahkan untuk memperbanyak doa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Hari Jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)
4. Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam Sholat Subuh. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari Jum’at “Alam Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan) pada raka’at kedua.” (HR. Muslim)
Terkait bacaan surh as-Sajadah, dianjurkan ketika di rakaat pertama sampai pada bacaan ayat ke 15, imam sujud diikuti oleh makmum. Setelah sujud, imam berdiri kembali membaca ayat selanjutanya sampai selesai.
5. Shalat Jum’at, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit.” (HR.Abu Daud dan Al Hakim)
nah saudaraku, jadi jika kamu menyinggung sunnah nabi di malam jum’at, maka yang seharusnya dilakukan adalah sunnah-sunnah yang disebutkan di atas. Bukan malah menyempitkan makna Sunnah Rasul.
Mari menjaga, memelihara dan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam yang selama ini menjadi hukum syariat kedua setelah Al-Qur’an.
Bagikan ke audara-saudara muslim yang lain sebagai penjelasan penting!
Dapatkan informasi menarik lainnya di www.beritaaktual-hariini.blogspot.com


Sumber : voa-islam